Sunday, August 5, 2018

I've Been Killing Slimes For 300 Years - Chapter 18 Bahasa Indonesia

Chapter 18 - Anak-Anakku 


Setelah itu, kami berjalan di dalam desa, dan memperkenalkan dua anak perempuan saya di sekitar. 

“Anak, Anak, anak-anakku yang lucu .” (Azusa)

“Apakah mereka berusia10 tahun?” (Wanitar Pemilik Toko)

Sebenarnya mereka berusia 50 tahun, tapi itu mungkin akan menjadi sangat membingungkan. 
Namun, tetap diam tidak bijaksana jadi setelah memberikan penjelasan, mereka cukup terkejut, tapi ... 

"Karena Witch-sama berusia 300 tahun, tidak mengherankan jika anak-anaknya berusia 50 tahun." (Wanitar Pemilik Toko)

Mereka entah bagaimana yakin.  Paling tidak, nama Farufa dan Sharusha menyebar jauh ketika kami berjalan melewati desa. Penduduk desa memanggil dan menyapaku. Tampaknya, ada sejumlah orang yang memiliki cara yang tertentu untuk membedakan anak-anakku. Kakak perempuan Furufa memiliki rambut biru, dan rambut hijau terang adalah adik perempuan Sharusha. 

Di sekitar tengah desa, aku menjelaskan kepada keduanya: Selain hidup bersama, ini akan menjadi tanah tempat tinggal keluarga kita. 

“Itu adalah toko roti-san. Yang sebelahnya adalah toko pakaian-san. Ingat ini dengan baik, ketika kita pergi berbelanja. " (Azusa)

" Ya, Mama! Farufa, sudah ingat dengan baik ~! ” (Farufa)

“ Sungguh, kalau begitu bagaimana dengan toko-toko di jalan utama, berapa banyak yang bisa kamu hapal? ” (Azusa)

“Tepat setelah pintu masuk selatan desa, gedung ke-6 adalah Toko Sepatu Noerisu, selanjutnya adalah Toko Susu Meitsu, bangunan ke-5 adalah toko biasa sampai 8 tahun lalu tetapi sekarang sudah tutup dan kosong, selanjutnya adalah Perusahaan Kanto yang menangani benih sayuran dan sejenisnya, dan menjual alat pertanian. Beberapa hari yang lalu, pemilik toko kembali kesusahan. ” (Farufa)

“Terlalu rinci.” (Azusa)

Sebuah toko yang menjual keju, daging sapi, dll., Apakah aku pernah mengatakan bahwa itu adalah Meitsu Dairy Products Shop? Aku belum mendengar nama aslinya selama tiga ratus tahun. Orang-orang di desa harus melihatnya seperti toko susu dan keju. 

"Aku bertanya-tanya, apakah Sharusha juga sudah ingat?" (Azusa)

"Ya." (Sharusha)

Sharusha telah sepenuhnya ditarik (secara sosial), atau lebih tepatnya, aku masih merasa jarak antara Sharusha dan aku. Dia datang hanya untuk membunuhku, jadi itu sebabnya ku jarang berinteraksi dengannya. 

“Jalan yang dipakai adalah jalan raya lama, itu sebabnya jika kamu memperhatiannya, kamu dapat menemukan jejak jalan raya. Ada jejak perbatasan dari negara tua. ” 

“ Aku bahkan tidak memberikan penjelasan semacam itu. ” (Azusa)

Apakah Anda *Bu ○○ mori?
(Catatan : Semacam Acara jalan jalan jalan di jepang)

Bagaimanapun, aku tahu bahwa keduanya sangat cerdas. Sepertinya spirit adalah eksistensi khusus. Jika seseorang hidup selama 50 tahun, tidak mungkin mereka mempertahankan kemurniaan mereka. 

"Seperti yang diharapkan putri Azusa-sama,keduanya sangat cerdas." (Leica)

Leica memuji mereka, tapi aku tidak berpikir mereka pintar dari sudut pandangku. 

“Kalau begitu, penjelasannya sudah selesai. Ayo kita makan sekarang. ” (Azusa)

“ Ya-ya! ” (Farufa)

“ Senang. ” (Sharusha)

Aku senang mereka masih sama seperti anak-anak biasa 
Setelah itu, kami beremapt makan malam di restoran [Bright Eagle]. ” 

“ A ~, istri penjual sayur itu, akan bagus jika dia tidak menyebarkan rumor aneh ~. Kami khawatir dia akan menyebarkan gosib yang tidak baikk di pasar. ” (Leica)

Mungkin, sebetulnya orang ini bisa menjadi petualang yang hebat. 

“Mama, apakah itu buruk jika aku tidak makan seledri?” (Farufa)

“Kaa-san, Sharusha tidak menyukai seledri. Kurasa …… ” (Sharusha)

Aku merasa lega dengan sikap seperti itu. 
Ahh, hal semacam itu memang kekanak-kanakan. 

“Kemudian, setelah memakannya, bagaimana kalau kita memesan sifon (kue).” (Azusa)

Keduanya tampak gelisah, tetapi mengambil keputusan, mereka meneguk seledri mereka.



No comments:

Post a Comment